gravatar

Padhang Mbulan : Pluralitas vs Pluralisme

Pluralitas vs Pluralisme
Pluralitas vs Pluralisme Panganan opo iku..!!?? "Hasil Pengajian Padhang mBulan Jombang"

Rintik-rintik air hujan telah membasahi pelataran pendopo Padhang Mbulan. Perjalanan dari surabaya ke jombang, sebenarnya tidak begitu jauh, dibanding jakarta, semarang, yogya ke jombang, tapi cukup membuat badanku terasa lelah.

Entah, kenapa setelah kaki ini menginjak tanah menturo, jombang, berubah. Lelah, letih, bahkan lapar, haus, menjadi hilang seketika.
Setelah njentit sebentar, saya langsung menuju pendopo Padhang Mbulan. Mengambil Foto Copy yang disediakan panitia, kemudian duduk dekat tiang, hingga beberapa menit, satu per satu jama'ah datang sehingga memenuhi pendopo padhang Mbulan.

Acara yang diawali dengan Sholawat, yang dipimpin Mas Zainul, dengan khidmat jama'ah menirukan.

"حسبن الله ونعم الوكيل نعم المولى ونعم النصير"


Sebenarnya ada 4 sholawat yang nantinya sebagai pembuka acara maiyahan.
1. Hasbunalloh
2. Robbi Laa Tadzarni Fardan
3. Li an-nahum
4. Kalimat Thoyibah

Dari ke-empat sholawat tersebut, hanya satu yang saya hafal Lagunya.
حسبن الله ونعم الوكيل نعم المولى ونعم النصير

Menurut Mas Zainul, lagunya diciptakan oleh CN langsung. kalau soal liriknya, pasti semua banyak yang hafal.

Yang nantinya bentuk sholawat tadi, dijadikan Sholawat Maiyah. Setelah ber-sholawat, cak fuad (sang soko guru padhang mbulan), mengawali dengan memaparkan pengertian Maiyah dengan mengambil ayat-ayat Al-Qur'an secara tekstual.

Akan tetapi, sebelumnya beliau menjelaskan tentang Pluralitas versus Pluralisme. Sebenarnya ini bukan topik utama, karena sebelumnya beliau mendapat banyak sms yang intinya menanyakan Maksud, arti Pluralitas dan Pluralisme itu apa...?? Bahkan ada jargon, "Pluralitas yes, Pluralisme No."

Kata "plural", dalam bahasa indonesia yakni "majemuk", bahasa arab-nya Jama', yang berarti banyak.
Singular versus Plural, ini dalam Grammer Inggris, sedang Mufrot versus jama', dalam Grammer arab. Yang sebenarnya sama aja artinya, itu hanya bentuk luar.

Pluralitas yang mengatakan yes, karena mereka mengartikan keadaan atau realita, bahwa kita hidup terdiri dari berbagai bahasa, suku, agama dan lain-lain.
Sedang pluralisme, dipahami sebagai dogma, sebuah faham tentang keberagaman.
Pluralisme walau sebagai faham, bukan berarti mencampur adukkan agama.

Kemudian cak fuad meneruskan, bahwa pluralisme itu lahir sejak abad 18 di eropa. yang kita tahu bahwa di eropa pada waktu itu dogma agama Kristen atau Nasrani sangat dominan, hingga ke pemerintahan pada waktu itu. Apa yang dikatakan gereja-gereja, harus diikuti dan diakui oleh pemerintahan.

John High (kalau gak salah dengar), sebagai pengenal "Pluralisme Agama" di eropa pada waktu itu. Sehingga banyak mendapat perlawanan dari berbagai gereja dan juga pemerintah.

"John High melontarkan, bahwa semua agama itu sama saja, tidak ada perbedaan" Cak Fuad menambahi penjelasan yang beliau baca dari buku karya John High.

Cak Fuad menlanjutkan, Bahwa dalam kitab-kitab mereka masih membenarkan akan tuahn mereka masing sendiri. "Siapa yg percaya pada ini (tuhan), maka ia masuk surga", beliau memberi contoh dalam kitab mereka.
Sedang dalam islam, setelah AMANUU BILLAH, Kemudian "WA'AMILUS-SHOLIHAH.." berbuat baik kepada sesama. Cak Nun melanjutkan, sesuatu apapun, harus mengandung tiga (3) hal,
Kebenaran = Bener
Keindahan = Indah
Kebaikan = Apik

Bener, indah dan apik harus berdampingan.
"Saya mendapat honor banyak dari pekerjaan yang saya geluti, setelah gajian, saya mentraktir teman makan Bakso 5 mangkok, setelah itu saya ingat kesukaannya Rawon Setan, saya belikan 7 Porsi Rawon Setan. Kemudian waktu perjalana pulang, melihat Soto Kudus, saya mmapir dan beli 3 Mangkok Soto Kudus. Kira-kira teman anda Gimana? Pasti ke-kenyangan khan..!!!"

"Diamput.." Mungkin seperti ini Kata teman anda.

"Mentraktir teman itu apik, Bisa menjadi tidak baik, tidak bener, jika berlebihan, apalagi indah". CN menambahi.


Dalam menyikapi persoalan apapun, kita harus mencari hingga ke-akar-akarnya. Jangan hanya menuduh sana-sini tanpa ilmu.
Kita ngomong sana-sini, tapi gak jelas apa yang kita maksud. CN memberi contoh :

"Mas mau mancing ya?"
"Ahh...nggak, saya mau mancing kok"
"Oo...ya udah, tak pikir mau mancing"

"Plur,....prular...prul,..Ngomong ae angel, opo maneh jelasne,.."

Kita jangan kecenderungan untuk gampang-gampang menghina, mencaci maki orang lain.
"Menghina ayah orang lain, sama saja menghina ayah kita. Nanti anak ayah tadi yang kita hina, akan menghina ayah kita." Cak Fuad menjelaskan.


Jombang, Surabaya, 30 Januari 2010

JM BBW Suroboyo